Lompat ke konten utama

Wayfinders Circle Gabbra

  • Lokasi geografis Kabupaten Isiolo, Marsabit dan Moyale di Kenya dan Ethiopia Selatan
  • Ukuran Wilayah 35.000 km persegi
  • Komunitas Suku Gabbra, Borana, Watta (Wayyu), Dasenach, Sudut
  • Populasi 141, 200
  • Language(s)|t Gabbra / Oromo

Komunitas penggembala Gabbra, yang berjumlah sekitar 141.200 orang dan mendiami wilayah semi-kering yang luas (35.000 km persegi) di Kenya utara, memiliki hubungan yang rumit dengan tanah, lingkungan, dan sumber daya mereka. Mereka menggembalakan unta, sapi, domba, dan kambing di atas lanskap keras yang meliputi batu lava dan gurun yang tertutup garam.

Gabbra bergerak jarak jauh untuk mencari air dan padang rumput. Mereka terlibat dalam sistem pengelolaan padang rumput dan air yang rumit, mendorong tanggung jawab sosial yang penting, dan menerapkan sistem peringatan dini kekeringan yang rumit. Mereka memanfaatkan berbagai relung ekologi untuk menjadi tulang punggung perekonomian mereka dan sebagai sumber penghidupan, kontrak sosial, pengorbanan spiritual, dan identitas.

Suku Gabbra memiliki pengetahuan ekologi yang mendalam tentang wilayah mereka, yang membantu mereka memperoleh bahan-bahan untuk pondok portabel, obat-obatan herbal, tanaman untuk acara-acara seremonial, peralatan, senjata, dan, yang paling penting, untuk mengelola sumber daya secara berkelanjutan dan bertahan hidup.

Perwalian Gabbra atas ekosistem penting didasarkan pada sistem kepemilikan adat, praktik lokal, mata pencaharian, pengetahuan, dan prosedur. Hal ini didasarkan pada saling adaptasi antara budaya dan lingkungan. Keterkaitan antara sumber daya alam dan penghidupan khususnya telah diketahui dalam pastoralisme. Hal ini merupakan faktor ekologis yang penting bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup satwa liar yang besar dan beragam, sehingga diperlukan banyak Taman Nasional di wilayah penggembalaan.

Suku Gabbra menganggap cara hidup mereka berlandaskan adat (aadaa) dan hukum (seeraa). Kedua konsep yang saling terkait ini terkait erat dengan gagasan perdamaian (nagaya), keutuhan (finna), dan tatanan kosmis. Terakhir, prinsip-prinsip tersebut mendasari prinsip-prinsip dan kode etik umum praktik yang didasarkan pada tabu, jarak, dan rasa hormat.

Lebih lanjut Gabbra

Cerita Terkait

Borneo forest canopy. Photo by Kynan Tegar.
Artikel

September 18, 2024

In the Peruvian Amazon, The Wampis Nation are at the Forefront of Resistance Against Illegal Mining

Indigenous autonomous government reinforces independent protection of its territory while accusing national authorities of neglect.

Membaca
The Wampis’ governance is based on a Statute that lays out the Wampis vision for the future in all areas of life including religion, spirituality, education, language, and the recovery of ancestral sites.
Artikel

September 9, 2024

In the Peruvian Amazon, The Wampis Nation are at the Forefront of Resistance Against Illegal Mining

Indigenous autonomous government reinforces independent protection of its territory while accusing national authorities of neglect.

Membaca
The Sámi people live in reindeer herding communities throughout an extensive area of the Arctic. Photo by Sámiid Riikkasearvi.
Artikel

Agustus 26, 2024

Four Reindeer Herding Communities Sue the Swedish State to Grant Licences for Small Game Hunting and Fishing in Sápmi Territory

Membaca