Komunitas penggembala Gabbra, yang berjumlah sekitar 141.200 orang dan mendiami wilayah semi-kering yang luas (35.000 km persegi) di Kenya utara, memiliki hubungan yang rumit dengan tanah, lingkungan, dan sumber daya mereka. Mereka menggembalakan unta, sapi, domba, dan kambing di atas lanskap keras yang meliputi batu lava dan gurun yang tertutup garam.
Gabbra bergerak jarak jauh untuk mencari air dan padang rumput. Mereka terlibat dalam sistem pengelolaan padang rumput dan air yang rumit, mendorong tanggung jawab sosial yang penting, dan menerapkan sistem peringatan dini kekeringan yang rumit. Mereka memanfaatkan berbagai relung ekologi untuk menjadi tulang punggung perekonomian mereka dan sebagai sumber penghidupan, kontrak sosial, pengorbanan spiritual, dan identitas.
Suku Gabbra memiliki pengetahuan ekologi yang mendalam tentang wilayah mereka, yang membantu mereka memperoleh bahan-bahan untuk pondok portabel, obat-obatan herbal, tanaman untuk acara-acara seremonial, peralatan, senjata, dan, yang paling penting, untuk mengelola sumber daya secara berkelanjutan dan bertahan hidup.